Minggu, 18 Oktober 2015

Pencernaan Makanan Pada Paramecium sp

Praktikum Fisiologi Hewan
Pencernaan Makanan pada Paramecium sp

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan pada semester ganjil yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.

           Kelompok               :    2
           Nama/NIM              :   Fitri Nuryanti                          13542005
                                  Nenden Samrotul Puadah        13542006
                                  Isman Saepul Hakim                13452008
                                 Intan Febrian S.                        13542010
                                  Ai Rani Rhyana Mustika          13542024
                                  Siti Rahmah Al-Humairoh        13542025
       Kelas                         :   3 – B                
       Fakultas/Jurusan       :    Pendidikan Biologi
       Jadwal Praktikum     :    Senin, 12 Oktober 2015

LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2015
A.   Judul
Proses pencernaan makanan pada  Paramecium sp.
B.   Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana pembuatan kultur murni serta dapat mengetahui proses siklosis dan pengeluaran sisa makan yang tidak dicerna (defekasi) pada Paramecium sp.
C.   Alat dan Bahan
Alat  :
1.      Gelas kimia (phyrex)
2.     Pipet tetes
3.     Kaca objek dan penutup objek
4.     Pembakar spirtus
5.     Kawat kasa
6.     Kaki tiga
7.     Thermometer
8.     Kapas
9.     Mikroskop
10.  Gasoline/korek api
11.  Gunting
12.    Kain penutup

Bahan
1.     Air kotor/kultur Paramecium sp
2.     Larutan congo red dan ragi
3.     Jerami

D.   Langkah Kerja
Langkah pertama :
1.     Disiapkan alat dan bahan
2.     Diambil 1 liter air kolam yang kotor
3.  Dimasukan air ke dalam 2 buah gelas kimia masing-masing 500 ml (beri label 1 dan 2)
4.   Dipanaskan gelas kimia yang berlabel 1 hingga suhu mencapai 100 Cº dan dinginkan hingga suhu dibawah 36 Cº
5.  Dimasukan jerami yang telah dipotong-potong kecil ke dalam gelas kimia berlabel 1
6.   Cari sebanyak ± 30 Paramecium sp pada gelas kimia label 2 lalu masukan ke gelas kimia label 1
7. Tutup gelas kimia label 1 dengan menggunakan kain yang dapat masuk udara
8.     Setelah 4 hari kemudian
9.   Disiapkan kembali pemanasan air kolam yang sama 500 ml lalu panaskan hingga suhu mencapai 100 Cº dan dinginkan hingga suhu dibawah 36 Cº
10. Dimasukan jerami yang telah dipotong-potong kecil dan beri label 3
11.Dicari ± 30 Paramecium sp pada gelas kimia label 1 lalu masukan ke   gelas kimia label 3
12. Tutup dengan menggunakan kain yang dapat masuk udara
13.  Lakukan kegiatan yang sama  selang waktu 4 hari selama beberapa minggu
Langkah kedua :
1.   Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Buka kultur murni tersebut dan ambil satu tetes air kultur murni ke kaca objek
3.   Bubuhkan kapas lalu teteskan satu tetes larutan congo red dan ragi
4.   Ditutup dengan kaca penutup
5. Diamati bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola (siklosis sampai proses eksositosis)
E.    Hasil





F.    Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami amati mengenai proses pencernaan makanan pada Paramecium sp, yaitu pada proses siklosis dan pengeluaran.  Beberapa protozoa dan invertebrata yang hidup bebas ada yang menggunakan permukaan tubuhnya untuk megambil makanan dari medium di sekitarnya, contonya pada Paramecium sp. Molekul-molekul kecil seperti asam amino diambil dari medium encer di sekitarnya dengan mekanisme transpor aktif, sedangkan molekul-molekul yang lebih besar atau partikel-partikel diambil melalui proses endositosis yaitu dengan cara pagositosis dan pinositosis.
Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan makanannya, kami menyiapkan larutan ragi utuk sediaan makanannya dan larutan congo red untuk mendeteksi perubahan Ph pada saat terjadi proses pencernaan makanan dalam vakuola makanan paramecium berdasarkan pada perubahan warna yang ditimbulkan.
Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk. 
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi.
Dalam praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium yang menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan. Enzim-enzim pada lisosom akan bekerja optimal pada pH sekitar 5. Jadi ketika sediaan makanan berupa ragi dan Congo Red masuk ke dalam vakuola makanan, keadaan vakuola makanan yang pada awalnya bersifat basa akan berubah menjadi bersifat asam untuk mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh lisosom. Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana pada vakuola makanan kembali menjadi basa.
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara untuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage atau disebut dengan proses defekasi.
Akan tetapi proses pencernaan makanan pada Paramecium yang kami amati tidak terlihat jelas, dikarenakan perbesarannya kurang memadai.
G.   Kesimpulan
Jadi, setelah kami mengamati bagaimana proses pencernaan makanan pada Paramecium sp dari mulai pembuatan kultur murni yang dilakukan beberapa kali pengulangan dalam beberapa minggu, yang bertujuan agar Paramecium sp terus berkembang dengan baik. Selain itu, kami juga dapat menyimpulkan bagaimana proses siklosis dan defekasi. Proses siklosis diawali dengan gerak posterior yang kemudian akan berbelok ke arah anterior, setelah sampai diujung anterior gerakan ini aakn berlanjut ke arah posterior kembali melewati ke dekat oral groove dan akan berakhir di anus.
H.   Daftar pustaka
Rusyana, Adun. 2014. Zoologi Invertebrata. Bandung : Alfabeta.
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : DIKTI.
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip- Prinsip Fisiologi Hewan. Bandung
             ITB.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-DasarBiokimia. Jakarta : UI-Prees.
Pencernaan Paramaecium. online. http://vuclip.com.

I.       Pertanyaan
1.     Bagaimana terjadinya vakuola makanan?
Terjadinya yaitu, berawal dari makanannya yang masuk ke dalam sel melalui rongga mulut Paramecium sp lalu ke dalam sitostoma kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitoparing dengan vantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk ketika makanan mencapai bagian dasar sitoparing maka vakuola makanan akan dibentuk.
2.     Apakah vakuola makanan itu bergerak?
Iya, kami meneliti vakuola makanan itu bergerak memutar.
3.     Jika bergerak kemanakah arahnya dan berapa lama sampai terjadinya defekasi?

Pergerakannya memutar searah dengan jarum jam, setelah makanan dicerna ada bagian substansi makanan yang di absorpsi masuk ke dalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, ada juga yang tidak dapat dicerna zat buangan tersebut dibuang melalui sitospage dan waktunya sangat cepat bahkan kurang dari satu detik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar