Praktikum
Fisiologi Hewan
Pencernaan
Makanan pada Paramecium sp
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan pada
semester ganjil yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Kelompok : 2
Nama/NIM : Fitri Nuryanti 13542005
Nenden Samrotul Puadah
13542006
Isman Saepul Hakim 13452008
Intan Febrian S. 13542010
Ai Rani Rhyana Mustika 13542024
Siti Rahmah Al-Humairoh 13542025
Kelas : 3 – B
Fakultas/Jurusan :
Pendidikan Biologi
Jadwal Praktikum : Senin, 12 Oktober 2015
LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
2015
A.
Judul
Proses
pencernaan makanan pada Paramecium sp.
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui bagaimana pembuatan kultur murni serta dapat mengetahui proses siklosis
dan pengeluaran sisa makan yang tidak dicerna (defekasi) pada Paramecium sp.
C. Alat
dan Bahan
Alat :
|
1.
Gelas kimia (phyrex)
|
2.
Pipet tetes
|
3.
Kaca objek dan penutup objek
|
4.
Pembakar spirtus
|
5.
Kawat kasa
|
6.
Kaki tiga
|
7.
Thermometer
|
8.
Kapas
|
9.
Mikroskop
|
10. Gasoline/korek api
|
11. Gunting
|
12. Kain penutup
|
Bahan
|
1.
Air kotor/kultur Paramecium sp
|
2.
Larutan congo red dan ragi
|
3.
Jerami
|
D. Langkah
Kerja
Langkah
pertama :
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Diambil
1 liter air kolam yang kotor
3. Dimasukan
air ke dalam 2 buah gelas kimia masing-masing 500 ml (beri label 1 dan 2)
4. Dipanaskan
gelas kimia yang berlabel 1 hingga suhu mencapai 100 Cº dan dinginkan hingga
suhu dibawah 36 Cº
5. Dimasukan
jerami yang telah dipotong-potong kecil ke dalam gelas kimia berlabel 1
6. Cari
sebanyak ± 30 Paramecium sp pada gelas kimia label 2 lalu masukan ke gelas kimia
label 1
7. Tutup gelas
kimia label 1 dengan menggunakan kain yang dapat masuk udara
8. Setelah 4
hari kemudian
9. Disiapkan
kembali pemanasan air kolam yang sama 500 ml lalu panaskan hingga
suhu mencapai 100 Cº dan dinginkan hingga suhu dibawah 36 Cº
10. Dimasukan
jerami yang telah dipotong-potong kecil dan beri label 3
11.Dicari
± 30
Paramecium sp pada gelas kimia label 1 lalu masukan ke gelas
kimia label 3
12. Tutup dengan
menggunakan kain yang dapat masuk udara
13. Lakukan kegiatan
yang sama selang waktu 4 hari selama
beberapa minggu
Langkah
kedua :
1. Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Buka kultur murni tersebut dan ambil satu tetes air
kultur murni ke kaca objek
3. Bubuhkan
kapas lalu teteskan satu tetes larutan
congo red dan ragi
4. Ditutup
dengan kaca penutup
5. Diamati
bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola (siklosis sampai
proses eksositosis)
E. Hasil
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami amati
mengenai proses pencernaan makanan pada Paramecium sp, yaitu pada proses
siklosis dan pengeluaran. Beberapa
protozoa dan invertebrata yang hidup bebas ada yang menggunakan permukaan
tubuhnya untuk megambil makanan dari medium di sekitarnya, contonya pada
Paramecium sp. Molekul-molekul kecil seperti asam amino diambil dari medium
encer di sekitarnya dengan mekanisme transpor aktif, sedangkan molekul-molekul
yang lebih besar atau partikel-partikel diambil melalui proses endositosis
yaitu dengan cara pagositosis dan pinositosis.
Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan makanannya, kami menyiapkan
larutan ragi utuk sediaan makanannya dan larutan congo red untuk mendeteksi
perubahan Ph pada saat terjadi proses pencernaan makanan dalam vakuola makanan
paramecium berdasarkan pada perubahan warna yang ditimbulkan.
Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola
makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna
makanan, dan mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel.
Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu
masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam
sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika
makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk.
Pencernaan
makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di
dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang
terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh
lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis
akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi.
Dalam praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi perubahan warna
pada vakuola makanan Paramecium yang menandakan adanya proses pencernaan
makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan
terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama
proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang
diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan
vakuola makanan. Enzim-enzim pada lisosom akan bekerja optimal pada pH sekitar
5. Jadi ketika sediaan makanan berupa ragi dan Congo Red masuk ke dalam vakuola
makanan, keadaan vakuola makanan yang pada awalnya bersifat basa akan berubah
menjadi bersifat asam untuk mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang dihasilkan
oleh lisosom. Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan
dan lisosom yang awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari
vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini
menyebabkan suasana pada vakuola makanan kembali menjadi basa.
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi
masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga
bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat
buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara untuk kemudian dibuang keluar
melalui sitopage atau disebut dengan proses defekasi.
Akan tetapi proses pencernaan makanan pada Paramecium yang kami amati tidak
terlihat jelas, dikarenakan perbesarannya kurang memadai.
G. Kesimpulan
Jadi, setelah kami mengamati bagaimana proses
pencernaan makanan pada Paramecium sp dari mulai pembuatan kultur murni yang
dilakukan beberapa kali pengulangan dalam beberapa minggu, yang bertujuan agar
Paramecium sp terus berkembang dengan baik. Selain itu, kami juga dapat
menyimpulkan bagaimana proses siklosis dan defekasi. Proses siklosis diawali
dengan gerak posterior yang kemudian akan berbelok ke arah anterior, setelah
sampai diujung anterior gerakan ini aakn berlanjut ke arah posterior kembali
melewati ke dekat oral groove dan akan berakhir di anus.
H. Daftar
pustaka
Rusyana,
Adun. 2014. Zoologi Invertebrata.
Bandung : Alfabeta.
Soewolo.
2000. Pengantar Fisiologi Hewan.
Jakarta : DIKTI.
Wulangi,
Kartolo S. 1993. Prinsip- Prinsip
Fisiologi Hewan. Bandung
ITB.
I. Pertanyaan
1. Bagaimana
terjadinya vakuola makanan?
Terjadinya yaitu, berawal dari
makanannya yang masuk ke dalam sel melalui rongga mulut Paramecium sp lalu ke
dalam sitostoma kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitoparing dengan
vantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk ketika makanan mencapai
bagian dasar sitoparing maka vakuola makanan akan dibentuk.
2. Apakah
vakuola makanan itu bergerak?
Iya, kami meneliti vakuola makanan itu bergerak memutar.
3. Jika
bergerak kemanakah arahnya dan berapa lama sampai terjadinya defekasi?
Pergerakannya memutar searah dengan jarum jam, setelah
makanan dicerna ada bagian substansi makanan yang di absorpsi masuk ke dalam
darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, ada juga yang tidak dapat dicerna
zat buangan tersebut dibuang melalui sitospage dan waktunya sangat cepat bahkan
kurang dari satu detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar