Senin, 18 Januari 2016

SISTEM SARAF DAN OTOT



Kuliah Lapangan Fisiologi Hewan
Sistem Saraf dan Otot (Rana canrivora)  

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan pada semester ganjil yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.

Kelompok
: 2

Nama/NIM
: Fitri Nuryanti
13542005

: Nenden Samrotul Puadah
13542006

: Intan Febrian Susanti
13542008

: Isman Saepul Hakim
13542010

: Ai Rani Rhyana Mustika
13542024

: Siti Rahmah Al-Humairoh
13542025
Kelas
: 3 – B

Fakultas/Jurusan
: Pendidikan Biologi S-1

Jadwal kuliah lapangan  
: 05 Januari 2016







LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2016

SISTEM SARAF
REFLEKS PADA KATAK
A.    Tujuan
Mempelajari refleks normal dan spinal pada katak
B.     Alat dan Bahan
Alat :
-          Akuarium
-          Bak bedah
-          Statif
-          Rantai penggantung
-          Sonde/pengaduk gelas
-          Gunting bedah
-          Beaker gelas

Bahan :
-          Katak sawah (Rana cancrivora)
-          Larutan HNO3 encer
-          Larutan H2SO4 1%, 3% ,5%
-          Larutan HNO3 pekat
-          Larutan fisiologis (NaCL 0,6%)
C.     Langkah kerja
1.      Katak normal
a.       Peganglah katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kedua kaki belakangnya,kemudian dekatkan gelas pengaduk atau sonde pada daerah mata.Amati refleks yang terjadi?
b.      Sentuh nares eksterna pada katak tersebut dan perhatikan gerakan nares eksterna tersebut.
c.       Usaplah bagian tenggorokan sampai bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior.
d.      Goreslah/sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi?
e.       Peganglah kedua kaki depan nya dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian goreskan gelas pengaduk  yang telah dicelupkan ke dalam HNO3 encer pada punggungnya. amati apa yang terjadi?
f.  Lakukanlah sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi. Katak bereaksi keras.
2.      Katak yang telah didekapitasi
Seekor katak yang telah dihilangkan otaknya disebut katak yang hanya Memiliki spinal (spinal frog) atau katak didekapitasi. Ketika mengangkat otaknya kerjakan dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belakangnya (spinal cord). Perhatikan cara berikut: masukan gunting bedah ke dalam mulut katak dan angkat kepalanya,kemudian guntinglah di bawah membrane timpani.tutuplah ujung potongan tersebut dengan kapas dan gantunglah katak tersebut pada statif dengan mengkait rahang bawahnya.tetesi dengan larutan fisiologis agar kesadarannya pulih kembali. Setelah katak siuman kerjakan hal-hal berikut:
a.       Masukan katak tersebut ke dalam akuarium, perhatikan gerakannya.
b.  Kemudian terlentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk membalikan badannya atau tidak.
c.     Selanjutnya letakan katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang tersebut ,perhatikan gerakannya.
d.      Gantunglah katak tersebut pada bagian rahang bawahnya.
e.       Lakukanlah sumasi dengan rangsangan zat-zat kimia seperti berikut:
Sediakan tiga gelas beaker yang masing-masing berisi larutan  H2SO4, 1%, 3%, 5%. Celupkan ujung jari  katak pada larutan yang terlemah,ulangi beberapa kali sampai terjadi respon. Celupkan ujung jari kaki katak tersebut pada larutan yang lebih kuat. Perhatikan sebelum dicelupkan jari katak harus dicuci terlebih dahulu.
f.  Sentuhlah jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas, perhatikan reaksinya.
g.      Sentuh pula bagian ventral/perutnya dengan benda panas, bagaimana reaksinya?
D.    Hasil  Pengamatan
1.      Katak normal
Jenis rangsang
Tanggapan yang diberikan oleh katak
Keterangan
A
Berkedip satu mata
Ada respon
B
Bergerak
Ada respon
C
Badan, kaki, dan tangan bergerak.
Ada respon
D
Tidak berbunyi
Tidak ada respon
E
Kakinya meloncat
Ada respon
H2SO4 1 %
Reaksi pada ujumg jari dari terbuka menjadi rapat
Ada respon
H2SO4 3 %
Reaksi pada ujumg jari dari terbuka menjadi lebih rapat
Ada respon
H2SO4 5 %
Reaksi pada ujumg jari sangat cepat dari terbuka menjadi lebih rapat
Ada respon

2.      Katak yang telah didekapitasi
Jenis rangsang
Tanggapan yang diberikan oleh katak
Keterangan
A
Bergerak meloncat setelah ada rangsangan 
Ada respon
B
Tidak
Tidak ada respon
C
Tidak bergerak
Tidak ada respon
H2SO4 1 %
Tidak bereaksi apa-apa
Tidak ada respon
H2SO4 3 %
Tidak beeraksi apa-apa
Tidak ada respon
H2SO4 5 %
Tidak beeraksi apa-apa
Tidak ada respon
HNO3 pekat
Bereaksi
Ada respon
F
Bereaksi
Ada respon
G
Bereaksi
Ada respon

E.     Pembahasan
Dapat kami jelaskan hasil pengamatan diatas, bahwa pada katak normal kami memberikan beberapa jenis rangsangan dan hasilnya semua ada respon atau tanggapan. Karena, katak tersebut masih mempunyai sistem sarap lengkap seperti otak dan tulang belakang (spinal cord). Sedangkang pada katak yang telah didekapitasi, kami juga memberikan beberapa jenis rangsangan dan hasilnya tidak semua ada responnya. Karena, katak tersebut tidak mempunyai otak tetapi hanya tulang belakang saja, sehingga sistem sarafnya terganggu dan pada akhirnya banyak rangsangan yang tidak ada responnya.
F.      Pertanyaan
1.      Pada katak yang telah didekapitasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsang yang diberikan? Jelaskan jawaban anda!
Tidak, hanya beberapa respon saja yang ada responnya. Karena, katak tersebut hanya memiliki spinal frog dan tidak ada otaknya sehingga beberapa sistem sarafnya rusak atau reganggu dan pada akhirnya ketika kami berikan beberapa rangsangan tidak semuanya ada responnya.
2.      Apakah yang dimaksud dengan refleks? Jelaskan bagaimana mekanismenya!
Gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya rangsang.
Mekanisme gerak refleks : yang yang diterima oleh reseptor atau alat indra dibawa oleh sel saraf sensorik ke sumsum tulang belakang untuk diproses dan respon tadi diteruskan oleh sel saraf motorik ke otot untuk melakukan reaksi (berupa gerakan menarik tangan dengan cepat).
G.    Kesimpulan
Jadi, setelah kami melakukan pengamatan dapat disimpulkan bahwa katak dapat bergerak refleks dan merespon sepenuhnya apabila sistem sarafnya dalam keadaan lengkap.  Dan katak dapat bergerak refleks dan merespon tidak sepenuhnya apabila sistem saraf katak sudah tidak lengkap. Karena, sistem kerja saraf aferen apabila terangsang akan mengeluarkan efektor-efektor yang akan serempak bereaksi. Apabila saraf aferennya sudah tidak ada maka sebaliknya. 
REFLEKS PADA TENDON MANUSIA
A.    Tujuan
Mempelajari refleks tendon pada patella manusia
B.     Alat dan bahan
-          Palu atau pemukul lainnya
-          Kursi
C.     Cara Kerja
1.      Duduklah  salah seorang praktikan pada kursi dan biarkan salah satu kakinya dalam keadaan bebas atau santai.
2.      Pukulah ligamentum patellanya di bawah tempurung lutut dengan palu atau alat pemukul lainnya.
3.      Perhatikan gerakan kaki tersebut.
D.    Hasil Pengamatan
Nama
Respon/Gerakan Kaki
Keterangan
Fitri Nuryanti
Bereaksi/mengangkat
Ada respon
Nenden Samarotul Puadah
Bereaksi/mengangkat
Ada respon
Isman Saepul Hakim
Bereaksi/mengangkat
Ada respon
Intan Febrian
Bereaksi/mengangkat
Ada respon
Ai Rani Rhyana Mustika
Bereaksi/mengangkat
Ada respon
Siti Rahmah Al-Humairoh
Bereaksi/mengangkat
Ada respon

E.     Pembahasan
Dapat kami jelaskan pada pengamatan yang telah kami lakukan yaitu, semua praktikan yang pada saat di pukul ligamentum patellanya dibawah tempurung lutut dengan alat pemukul ternyata semuanya memberikan respon dengan respon kakinya bereaksi/mengangkat dan tangan langsung bereaksi juga. Hal tersebut terjadi karena, sistem saraf semua praktikan dalam keadaan baik dan berfungsi.  
F.      Kesimpulan
Jadi, setelah melakukan pengamatan dapat disimpulkan bahwa refleks tendon patella manusia bekerja sangat baik dan cepat apabila sitem saraf manusia dalam keadaan baik pula atau tidak memiliki gangguan.  
OTOT RANGKA
A.    Tujuan
1.         Mempelajari respon otot terhadap berbagai macam rangsang.
2.         Mengukur kecepatan kontraksi tunggal otot rangka.
3.         Mempelajari peride-periode kontraksi otot yang mengalami kelelahan.
B.   Alat dan Bahan
Alat :
-          Gunting
-          Sonde
-          Bak bedah
-          Kymograph
-          Stimulator
-          Flaw-flaw clamp
-          Double clamp
-          Light muscle lever
-          Flat base stand
-          Garputala
-          Pinset
-          Benang
Bahan :
-          Katak yang masih hidup
-          Larutan fisiologis (Ringer;s)
C.     Cara Kerja
1.      Mengisolasi otot Gastrocnemius ( Otot Betis )
a.       Potonglah bagian kepala katak mulai dari sebelah belakang membran timpani ( dekapitasi )
b.      Rusakkan sumsum tulang belakang dengan cara menusuk dengan sepotong kawat atau sonde sedalam-dalamnya sehingga katak menjadi lemas
c.       Untuk mendapatkan otot Gastrocnemius dari sebuah kaki katak, lakukan cara sebagai berikut :
-     Pisahkan otot Gastrocnemius tersebut dari otot lainnya dengan cara memasukan sonde pada daerah antara otot tersebut dengan otot lainnya ( untuk mempelajari respon otot terhadap berbagai macam rangsang, cukup dikerjakan sampai disini dahulu )
-          Lepepaskan pula bagian tendo achiles pada daerah tumir katak
dengan menggunakan gunting.
-         Ikatkan sehelai benang pada bagian ujung tendon paha, potonglah bagian benang yang terlebih dahulu sehingga masih memungkinkan untuk diikatkan pada otot.
-          Pisahkan otot paha dari saraf sciatiknya.
-          Ikatlah saraf sciatiknya tersebut dengan sehelai benang dan potonglah pada bagian atas dari ikatan tadi.
-          Potonglah otot dan tulang pahanya.
-          Selama melakukan kegiatan di atas tubuh katak terutama otot Gastrocnemius selalu dibasahi dengan larutan Ringer’s demikian pula pada waktu melaksanakan percobaan
2.      Pengaruh berbagai rangsang bagian punggungnya terhadap kontraksi otot
a.       Letakan katak pada bagian punggungnya di atas bak bedah, lakukan tiga macam rangsang pada otot gastocnemius (otot betis) sebagai berikut :
-          Rangsang mekanik : otot dijepit dengan pinset.
-          Rangsang elektrik : kawat dihubungkan dengan stimulator, ditempatkan pada otot dan kemudian diberi arus.
-          Rangsang termis : sebatang kawat yang telah dipanaskan langsung diatas api ditempelkan pada otot.
b.      Perhatikan hasil yang didapatkan dari masing=masing pemberian rangsang tersebut diatas, buat catatannya!
3.      Respon otot terhadap rangsang tunggal dengan intensitas rangsang yang berbeda,
a.       Pasanglah peralatan yang akan kita gunakan sedemikian rupa sehingga untuk digunakan (kymograph) stimulator dan peralatannya lainnya. Hal ini dilakukan sebelum mengisolasi otot gastrocnemius.
b.      Pisahkan sebagian tulang dan otot femur dari bagian tubuh katak yang lainnya, tulang femur dijepit dengan kuat pada penjepit tulang, sedangkan benang yang mengikat tendon achiles dihubungkan dengan pengungkit otot.
c.       Perangsangan otot dilakukan dengan kawat listrik yang dihubungkan dengan rangsang induksi pada stimulator atau sumber arus lainnya, sedangkan signal magnet dihubungkan pada magnet.
d.      Untuk rangsangan pertama berikan tegangan arus sekecil mungkin sehingga respon otot yang minimal. Tromol tidak digerakkan sehingga gerakan ke atas dan ke bawah hanya meninbulkan satu goresan. Ulangi percobaan diatas dengan kuat tegangan arus yang sama. Sebelumnya tromol diputar lebih kurang 1 cm dari posisi semula dengan menggunakan tangan.
e.       Lanjutkan pemberian rangsang dengan kuat, tegangan arus yang lebih kuat dari point d, lakukan percobaan sesuai point d.
f.       Lamjutkan percobaan tersebut dengan memberikan tambahan kuta dengan arus dari percobaan apabila sudah didapatkan kontraksi maksimal dari otot tersebut (perhatikan tinggi goresan yang dihasilkan masih bertambah atau tidak).
4.      Kontraksi tunggal otot rangka
Kontraksi tunggal otot rangaka merupakan hasil rangsangan tunggal, pada umumnya terdiri dari tiga periode yaitu : periode laten. Saat dari mulai pemberian rangsang sampai mulai timbul respon. Periode kontraksi, fase pemendekan. Periode relaksasi, setelah fase pemendekan otot kembali ke keadaan semula.
a.       Alat yang digunakan sama dengan yang digunakan pada percobaan 3, ditambah dengan garputala yang dipasang dibawah signal magnet, pencatatan dilakukan dengan tromol cepat.
b.      Pasanglah otot gastronemius yang baru pada percobaan 3.
c.       Perhatikan kedudukan semua jarum pencatat pada tromol. Semua jarum pencatat harus berada pada bidang ventrikal yang sama.
d.      Berilah rangsangan elektrik yang cukup kuat pada otot gastronemius tersebut, bersamaan dengan itu putarlah tromol dan getarkan pula garputalanya.
e.       Ulangi percobaan tersebut, usahakan grafik yang dihasilkan tidak mengganggu grafik lainnya yang sudah ada. Jangan memberikan rangsangan apapun pada otot tersebut sebelum digunakan agar hasil yang diharapkan cukup baik.
f.       Tentukan daerah mana yang dimaksud dengan daerah periode laten, periode kontraksi, dan periode relaksasi.
5.      Kelelahan
a.       Setelah percobaan 4 diperoleh hasil yang baik, rangsanglah otot tersebut berkali-kali tanpa mencatat pada kymograph.
b.      Bila gejala kelelahan telah terlihat (perhatikan perubahan kontraksinya), buatlah pencatatan kontraksi otot tersebut seperti pada percobaan 4.
c.       Bandingakn grafik yang didapatkan dengan grafik dari percobaan 4.
D.    Hasil Pengamatan
a.        
Jenis rangsang yang diberikan
Tanggapan yang diberiakn oleh otot
Keterangan
Elektrik
Bereaksi


b.       
Besarnya intensitas rangsang
Tanggapan yang diberikan oleh otot
Keterangan
Minimal
Bereaksi

Submaksimal
Bereaksi

Maksimal
Bereaksi


c.       Beri keterangan pada grafik yang anda peroleh!


Grafik tersebut merupakan hasil dari kymograph yang mengukur kerja otot dengan kecepatan tunggal, ganda (sumasi), dan tetanus. 
E.     Pembahasan
Dapat kami jelaskan pada pengamatan yang telah kami lakukan yaitu, pada berbagai jenis rangsang yang diberikan pada otot semuanya terjadi adanya respon atau tanggapan. Juga terbukti adanya grafik sebagai hasil dari kerja otot.
F.      Pertanyaan
1.      Sebutkan perbedaan respon otot terhadap tiga macam rangsangan yang dipakai!
Kami hanya menggunkan rangsang elektrik saja yaitu Respon elektrik respon dengan bantuan aliran listrik.
2.      Rangsang manakah yang terbaik untuuk dipakai di laboratorium dan mengapa?
Rangsang mekanik, karena rangsang tersebut bersifat aman dan ramah lingkungan bagi laboratorium.  
3.      Apa yang dimaksud dengan tendon dan apa fungsinya ?
Tendon adalah jenis jaringan lunak yang menghubungkan jaringan otot dengan tulang, mirip dengan ligmen yang menghubungkan tulang dengan tulang.
Fungsi tendon adalah untuk bertindak sebagai peregangan dan mekanisme rekoil (kembali) yang mentransmisikan gaya yang dihasilkan oleh otot ke tulang atau sendi yang berpasang. Meskipun analogi yang tidak sempurna, tendon dapat dianggap sebagai mirip dengan karet gelang yang elastis.
4.      Apakah perbedaan stimulus minimal, stimulus sub maksimal dan stimulus maksimal?
Stimulus minimal adalah rangsang yang terkecil yang dapat menimbulkan tanggapan.
Stimulus sub maksimal adalah rangsang yang intensitasnya bervariasi dari rangsang ambang sampai rangsang maksimal.
Stimulus maksimal adalah rangsangan yang dapat menimbulkan tanggapan maksimal.
5.      Hitunglah berapa waktu laten dan waktu kontraksi serta waktu relaksasi otot gastrocnemius?
Waktu laten yaitu berada pada kisaran waktu 0-5 mm.
Waktu kontraksi berada pada kisaran waktu 6-25 mm.
Waktu relaksasi berada pada kisaran waktu 26-55 mm.
6.      Bagaimana beda waktu laten, kontraksi dan relaksi otot pada percobaan 1 dan 2?
Waktu tersebut jelas berbeda-beda, tergantung pada jenis perlakuan percobaannya dan kisaran-kisaran waktu yang telah ditentukan.
G.    Kesimpulan
Jadi, setelah melakukan pengamatan dapat disimpulkan bahwa respon otot terhadap rangsangan berbeda-beda tergantung pada jenis rangsangannnya. Kecepatan kontraksi tunggal otot rangka terjadi pada tiga periode, yaitu periode waktu laaten, waktu kontraksi, dan waktu relaksasi. Setelah diberikan berbagai rangsangan ternyata otot tersebut mengalami kelelahan dan tidak berkontraksi lagi, hal tersebut dapat dilihat pada grafik.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar