Praktikum Fisiologi Hewan
Ekskresi (Pemeriksaan Urine)
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan pada
semester ganjil yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Kelompok
|
:
2
|
|
Nama/NIM
|
:
Fitri Nuryanti
|
13542005
|
|
:
Nenden Samrotul Puadah
|
13542006
|
|
:
Intan Febrian Susanti
|
13542008
|
|
:
Isman Saepul Hakim
|
13542010
|
|
:
Ai Rani Rhyana Mustika
|
13542024
|
|
:
Siti Rahmah Al-Humairoh
|
13542025
|
Kelas
|
:
3 – B
|
|
Fakultas/Jurusan
|
:
Pendidikan Biologi S-1
|
|
Jadwal
praktikum
|
:
21 Desember 2015
|
|
LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2015
A.
Judul
Ekskresi
(Pemeriksaan Urine)
B.
Tujuan
·
Untuk mengetahui kandungan glukosa dalam
urine.
·
Untuk mengetahui kandungan albumin dalam
urine.
·
Untuk mengetahui kandungan clorida dalam
urine.
·
Untuk mengetahui kandungan amonia dalam
urine.
C.
Alat dan Bahan
1. Alat
·
8 tabung reaksi
·
Rak tabung reaksi
·
Pipet tetes
·
Gelas kimia
·
Penjepit tabung reaksi
·
Pembakar spirtus
·
Gelas ukur
·
Gasoline
2. Bahan
·
Urine secukupnya
·
Larutan benedict’s
·
Asam nitrit pekat
·
H2O/AgNO3 10 %
D.
Langkah kerja
1. Uji
glukosa dalam urine
·
Disiapkan alat dan bahan yang
diperlukan.
·
Dididihkan 5 ml larutan benedict’s dalam
tabung reaksi.
· Ditambahkan 8 tetes urine ke dalam
larutan tadi dan dipanaskan kembali selama 1-2 menit, kemudian biarkan larutan
tersebut sampai dingin.
· Di amati perubahan warna tersebut atau
endapan yang terjadi. Apabila hijau : kadar glukosa 1 %, merah : kadar glukosa
1,5 %, orange : kadar glukosa 2 %, dan kuning : kadar glikosa 5 %.
2. Uji
albumin dalam urine
·
Disiapkan alat dan bahan yang
diperlukan.
·
Dimasukan 5 ml asam nitrit pekat kedalam
tabung reaksi.
· Dimiringkan tabung reaksi tersebut,
kemudian ditetesi urin dengan menggunakan pipet tetes secara perlahan-lahan
sehingga urine turun melalui sepanjang tabung.
· Di amati apabila urine mengandung
albumin maka akan terlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat pada
daerah kontak urine dan asam nitrit.
3. Uji
chlorida dalam urine
·
Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
· Dimasukan 5 ml urine ke dalam tabung
reaksi, kemudian ditetesi dengan H2O/AgNO3 sebanyak 4
tetes.
· Di amati perubahan yang terjadi, jika
terdapat endapan putih berarti menunjukan adanya chlorida radikal.
4. Uji
amonia dalam urine
·
Disiapkan alat dan bahan yang
diperlukan.
·
Dimasukan 1 ml urin ke dalam tabung
reaksi.
·
Dipanaskan, lalu dicium bau urine
tersebut.
E.
Hasil Pengamatan
1. Uji
glukosa dalam urine
2. Uji
albumin dalam urine
3. Uji
chlorida dalam urin
4. Uji
amonia dalam urine
F.
Pembahasan
Pada pengamatan kali ini, kami menguji beberapa
kandungan dalam urine yaitu, uji glukosa, albumin, chlorida, dan amonia. Kami
menguji dua sampel urine.
Pertama, kami menguji kandungan glukosa dalam urin
dengan benedict’s. Setelah selesai pengamatan urin yang kami amati ternyata
sehat dan warnanya (endapan) tidak berubah melainkan tetap biru. Jika mengandung
glukosa dan warnanya berubah sesuai dengan keterangan warnanya, berarti orang
tersebut mengalami gangguan pada bagian penyaring ginjal sama halnya pada
penderita penyakit gagal ginjal serta pada pancreas untuk memproduksi hormone
insulin yang berfungsi mengatur kadar glukosa dalam darah, insulin akan
mengubah glukosa yang berlebihan dalam darah menjadi glikogen dan kemudian
disimpan dalam otot sebagai cadangan energi.
Ke-dua, kami menguji kandungan albumin dalam urine
dengan asam nitrit pekat. Setelah selesai pengamatan urin yang kami amati
ternyata sehat dan tidak terlihat adanya cincin berwarna putih. Jika mengandung
albumin dan terlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat pada daerah
kontak urine dan asam nitrit, berarti orang tersebut mengalami gangguan
fisiologi pada organ filtrasi pada ginjal, dalam kata lain penyaringan terjadi
tidak sempurna.
Ke-tiga, kami manguji kandungan chlorida dalam urine
dengan 4 tetes H2O. Setelah selesai pengamatan urin yang kami amati
ternyata sehat dan terbentuk adanya endapan putih. Terbentuknya endapan putih
ini karena terjadi pengikatan ion cl dan hal ini menunjukan terdapatnya
kandungan chlorida dalam urin yang merupakan zat atau kandungan yang seharusnya
memang harus ada dalam urin sebagai hasil ekskresi sisa metabolisme tubuh.
Chlorida merupakan suatu elektrolit yang Memiliki peranan penting dalam menjaga
keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel-sel tubuh, sebagian besar cl dalam
tubuh berasal dari garam yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi. Cl
diabsorpsi dalam saluran gastrointestinal. Dan kelebihannya akan dikeluarkan
melalui urin.
Ke-empat, kami menguji kandungan amonia dalam urine
dengan memanaskannya dan mencium bau amonianya. Setelah selesai pengamatan urin
yang kami amati dan menciumnya ternyata sehat dan bau amonianya menyengat atau
bau pesing. Bau ini menunjukan adanya kandungan amonia dalam urine. Bau urin
tersebut bermacam-macam yang disebabkan karena berbagai kondisi yang pada
umumnya tidak membahayakan. Misalnya karena makanan atau minum obat yang akan
berefek pada urin.
G. Kesimpulan
Jadi, pada percobaan yang
kami lakukan dapat disimpulkan bahwa urin yang kami amati tidak mengandung
glukosa dan tidak terbukti adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi,
melainkan warnanya tetap tidak berubah atau dalam keadaan sehat.
Pada uji kandungan
albumin, urin yang kami amati tidak terbukti adanya cincin berwarna putih yang
terdapat pada daerah kontak urine dan asam nitrit, yang menandakan urin
tersebut dalam keadaan sehat.
Pada uji kandungan cl,
urin yang kami amati terbukti adanya endapan putih yang menandakan urin dalam
keadaan sehat, karena endapan tersebut mengandung cl yang seharusnya ada dalam
urin sebagai hasil ekskresi sisa metabolisme tubuh.
Pada uji amonia, urin yang kami amati terbukti
sangat bau menyengat atau bau pesing yang menandakan urin dalam keadaan sehat,
karena adanya kandungan amonia dalam urine.
Daftar Pustaka
Thenawijaya, M. 1995. Uji Biologi. Jakarta : Erlangga.
Ganong, W. 2008. Fisiologi
Kedokteran. Jakarta : EGC.